Ujian Imunologi dan Serologi
Nama : Keiza Natania Panjaitan NIM : G1E121030 Kelas : B 1. Je laskan mengapa a da perbedaan antara maturasi sel limfosit T dan maturasi sel limfosit B, lalu bagaimana p eran maturasi sel limfosit T dan B dalam mempertahankan imunitas ? dan berikan contohnya. 2. Bagaimana peran farmasis dalam siklus manajemen obat pasien pasca transplantasi untuk meminimalkan efek samping dan berikan contohnya. 3. Bagaimana perubahan lingkungan dapat memengaruhi respons imun adaptif, terutama kemampuan sel T dan sel B dalam merespons vaksinasi covid 19. 4. Bagaimana mekanisme kerja agen imunoterapi dalam merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker, dan berikan contohnya.
Anda menyebutkan bahwa untuk kadar vitamin C ini dapat ditetapkan dengan metode iodimetri, lalu mengapa untuk penentuan kadar vitamin C hanya menggunakan metode titrasi iodimetri kenapa tidak menggunakan metode titrasi asam basa?
ReplyDeleteKarena vitamin C merupakan senyawa yang bersifat asam, maka vitamin C pasti mempunyai atom hidrogen yang dapat dilepas, layaknya senyawa asam lain. Berdasarkan strukturnya, terdapat 4 atom hidrogen yang dapat dilepaskan, yakni pada masing-masing gugus hidroksil (-OH). Akan tetapi, asam askorbat hanya memiliki 1 nilai pKa, yakni 4,7 (pada 10 derajat celcius).
DeleteSelain dari sifat keasamannya, asam askorbat juga merupakan senyawa dengan sifat antioksidan yang tinggi. Artinya, asam askorabat merupakan agen pereduksi yang kuat dan mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat.
Jadi metode titrasi asam-basa sendiri kurang cocok dipakai untuk analisis kadar vitamin C karena basa kuat yang direaksikan dengan asam askorbat dapat mengubah strukturnya. Terlihat di strukturnya terdapat ikatan rangkap dan gugus karbonil (C=O), dimana gugus ini sangat mudah bereaksi dengan dengan basa kuat (OH-). Akibatnya, hasil dari titrasi tersebut kurang akurat.
selanjutnya dapat kita simpulkan bahwa vitamin C/asam askorbat merupakan senyawa asam organik lemah dan juga memiliki sifat reduktor yang kuat. Maka dari itu, analisis yang paling baik adalah metode titrasi redoks, sehingga metode iodimetri lebih dipilih daripada metode titrasi asam-basa.
Dari video yang Anda jelaskan, pengukuran kadar vitamin C dilakukan dengan titrasi
ReplyDeleteredoks yaitu menggunakan larutan iodin (I2) sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Menurut jurnal yang Saya baca, Asam askorbat itu sendiri merupakan zat aktif yang terdapat dalam vitamin C, dimana zat ini tidak stabil pada peningkatan suhu dan kelembaban. Setiap peningkatan suhu 10⁰C kecepatan degradasi dari asam askorbat yang tidak terlindungi akan meningkat dua kali lipat, bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
Pengujian vitamin C dilakukan
Deletepemanasan pada suhu 90°C dengan interval waktu pemanasan yang berbeda. Setelah pemanasan, sampel
dimasukkan pada es tujuan
menghentikan reaksi oksidasi vitamin C yang terjadi selama pemanasan. Waktu yang digunakan untuk pendinginan
harus sama pada setiap sampel yang digunakan dengan tujuan untuk menseragamkan waktu berhentinya reaksi. Di samping itu, pendinginan bertujuan untuk memberikan efek ‘shock’ karena perbedaan suhu yang sangat ekstrim, selain itu juga mengembalikan suhu asam askorbat agar berada dalam suhu kamar pada saat titrasi nantinya dan untuk menghindarkan rusaknya larutan natrium tiosulfat yang akan digunakan sebagai larutan baku.