Titrasi Asam Basa

Titrasi Asam Basa

Untuk mengatasi permasalahan Penggunaan indikator sintetis memiliki kekurangan seperti menyebabkan pencemaran lingkungan, harganya yang relatif mahal dan pemesanan yang cukup lama adalah dengan menggunakan indikator alami yang berasal dari pigmen tumbuhan, baik dari bunga, daun, buah atau kulit. Kubis ungu dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pembuatan indikator asam basa alami karena memiliki senyawa antosianin. 

 Link video: Alternatif Indikator Sintesis pada Titrasi Asam Basa

Comments

  1. seperti yang anda jelaskan dividio anda bahwasannya indikator sintesis ini memiliki kekurangan yaitu pencemaran lingkungan, harganya mahal dan pemesanan nya cukup lama sehingga dibuat alternatif lain menggunakan indikator alami sebagai pengganti indikator sintesis tersebut , nah dari sumber yang saya dapat yaitu https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27085/1/Puji%20Lestari%20-%20KERTAS%20INDIKATOR%20BUNGA%20BELIMBING%20WULUH%20(AVERRHOA%20BILIMBI%20L)%20UNTUK%20UJI%20LARUTAN%20ASAM-BASA.pdf dijelaskan bahwa kekurangan pada indikator alami ini pun biasanya mudah rusak dan tidak dapat disimpan dalam waktu lama yang artiinya jangka waktu penyimpanannya yang pendek sehingga harus terus dibuat dan perlu memperhatikan cara penyimpanannya sehingga hal tersebut menjadi tidak praktis untuk digunakan , nah pertanyaan saya , menurut anda indikator apa yang lebih bagus dan efektif untuk dipakai oleh seorang peneliti atau praktikan dan sebutkan apa alasan anda memilih indikator tersebut ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pada titrasi asam basa, indikator buatan lebih akurat untuk digunakan dalam titrasi karena menunjukkan perubahan warna yang jelas pada kondisi pH tertentu, fenolftalein (pKa=9,7 pada 25 ∘C) tidak berwarna dalam larutan asam (tepatnya 0<pH<8,2), tetapi berwarna merah muda dalam kondisi basa ketika pH larutan naik di atas 8,2 (tepatnya 8,2<pH<12,0), yang membuatnya ideal untuk titrasi asam-basa kuat. Di sisi lain, bromothymol blue (pKa=7.1pada 25 ∘C) berwarna kuning dalam larutan asam (tepatnya 0<pH<6.0), tetapi berwarna biru dalam kondisi basa ketika pH larutan naik di atas 7,6 (7,6<pH). Namun, itu menunjukkan warna biru kehijauan dalam larutan netral (tepatnya 6,0<pH<7,6).
      Sedangkan indikator alami tersebut mengandung beberapa zat pengubah warna (misalnya flavanon, flavon, flavonol, dan antosianidin), perubahan warna pada titik akhir tidak terlalu tajam, jadi sullit menentukan pKa dan juga sulit untuk melihat titik akhir titrasi.
      Namun apabila terdapat indikator alami yang dapat memberikan perubahan warna yang spesifik sehingga mudah untuk melihat titik akhir titrasi dan nila pK, maka kita dapat menggunakan indikator tersebut. Keakuratan suatu indikator juga tergantung pada kisaran pH tepatnya pK (konstanta disosiasi) berada. Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan pengukuran pH yang akurat, Anda harus memilih indikator dengan nilai pK yang sesuai untuk kisaran di mana Anda bekerja, terlepas dari apakah itu indikator sintetik seperti fenolftalein atau yang alami seperti lakmus.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ujian Imunologi dan Serologi